AKHLAK dan TASAWWUF
Akhlak Tasawwuf adalah
merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat
ini semakin dirasakan, secara historis dengan teologis akhlak tasawwuf tampil mengawal
dan memandu perjalanan hidup umar agar selamat dunia dan akhirat. Tidaklah
berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW. Adalah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan
dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima.
Khazanah pemikiran dan pandangan di bidang
akhlak da tasawwuf itu kemudian menemukan momentum pengembangan dalam sejarah,
antara lain ditandai oleh munculnya sejumlah besar ulama tasawwuf dan ulama di
bidang akhlak.
Bersamaan dengan itu perkembangan teknologi di
bidang alat-alat anti hamil, makanan minuman, dan obat-obatan telah membuka
peluang terciptanya kesempatan untuk membuat produk alat-alat, makanan, minuman
dan obat-obatan terlarang yang menghancurkan masa depan generasi muda.
Tempat-tempat beredarnya obat terlarang semakin canggih. Demikian juga sarana
yang membawa orang lupa pada tuhan, dan cenderung maksiat terbuka lebar di
mana-mana. Semua in semakin enambah beban tugas akhlak tasawuf.
- PENGERTIAN ILMU AKHLAK
Ada dua pendekatan yang dapat
di gunakan untuk mendefinisikan akhlak yaitu pendekatan linguistic (kebahasan),
dan pendekatan terminologik (peristilahan). Namun akar kata akhlak
dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas tampaknya kurang pas, sebab isim
mashdar dari kata akhlaqa bukan dari kata akhlaq tetapi ikhlaq.
Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara Lingustik
kata akhlak merupakan isim jaded atau isim mustaq, yaitu
isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah
demikian adanya.
Secara bahasa akhlak berasal dari kata اخلق – يخلق
– اخلاقا artinya perangai, kebiasaan,
watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq.
Dasarnya adalah :
Artinya : dan Sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung. ( al-qalam :4 )
انما بعثت لا تمم مكارم الاخلاق
Artinya : bahwasanya aku di utus (allah) untuk menyempurkan keluhuran budi
pekerti. (HR. AHMAD)
Secara istilah akhlak berasal dari :
a) Ibnu Miskawaih: sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b) Imam Ghazali: sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
c) Ibrahim Anis dalam Mu`jam
al-Wasith : sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.
d) Dalam kitab Dairatul
Ma`arif : sifat-sifat yang terdidik.
Dari atas tak ada perbedaan
akan tetapi memilki kemiripan antara satu dengan yang lain. Definisi – definisi
akhlak tersebut adalah subtansial tampak saling melengkapi,
- RUANG LINGKUP AKHLAK
jika definisi tentang ilmu
akhlak tersebut kita perhatikan dengan seksama, akan tampak bahwa ruang lingkup
pembahasan ilmu akhlak adalah membahas tentang perbuatan – perbuatan manusia,
kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatab yang baik
atau perbuatan yang buruk.
Dengan mengemukakan beberapa
literaratur tentang akhlak tersebut menunjukan bahwa keberadaan ilmu akhlak
sebagai sebuah disiplin ilmu agama sudah sejajar dengan ilmu-ilmu keislaman
lainnya, seperti tafsir, tauhid, fiqh, sejarah islam, dan lai-lain.
Pokok-pokok masalah yang
dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan manusia. Dan
selanjutnya di tentukan kriterianya apakah itu baik atau buruk.
Definisi dari ruang lingkup akhlak:
- Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik
dan buruk.
- Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap
perbuatan tersebut.
- Perbuatan tersebut baik
perbuatan individu maupun kolektif.
- TUJUAN AKHLAK
Tujuan akhlak adalah menggapai
suatu kebahagiaan hidup umat manusia baik di dunia dan di akhirat. Dikarekan
itulah kita sebagai manusia untuk hidup saling membantu baik dari pekerjaan,
kebutuhan atau lainnya.
Tujuan mempelajari akhlak
diantaranya adalah menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah. Atau bila
kita memakai istilah: menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekulerisme).
Kita sering mendengar celotehan, “Agama adalah urusan akhirat sedang masalah
dunia adalah urusan masing-masing.” Atau ungkapan, ”Agama adalah urusan
masjid, di luar itu terserah semau gue.” Maka jangan heran terhadap
seseorang yang beribadah, kemudian di lain waktu akhlaknya tidak benar. Ini
merupakan kesalahan fatal. Kita pun sering menjumpai orang-orang yang amanah
dan jujur, tetapi mereka tidak shalat. Ini juga keliru.
- MANFAAT MEMPELAJARI ILMU
AKHLAK
Berkenaan dengan manfaat
mempelajari ilmu akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebgaai berikut :
Tujuan mempelajari ilmu akhlak
dan permasalahannya yang menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan
yang lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang
buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan
buruk, membayar utang kepada pemilkinya termasuk perbuatan baik, sedangkan
mengingkari utang termasuk pebuatan buruk.
Selanjutnya Mustafa Zahri
mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan qalbu
dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan marahsehingga hati menjadi suci bersih,
bagaikan cermin yang dapat menerima NUR cahayaTuhan.
Seseorang yang mempelajari
ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk,
dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan
yang buruk.
Ilmua akhlak atau akhlak yang
mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan
manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang maju disertai
akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu akan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang
yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta,
kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu
akan disalahgunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
Demikian juga dengan
mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya,
menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang
yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat
membahyakan dirinya.
Dengan demikian secara ringkas
dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau
penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk.
Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap yang buruk
ia berusaha untuk menghindarinya.
- PENGERTIAN TASAWWUF
Tasawwuf adalah
bersungguh-sungguh (dalam berbuat baik) dan meninggalkan sifat-sifat tercela
(Lihat kitab Iyqo-zhul Himam halaman 7).
Aslinya Tasawuf (yaitu jalan
tasawuf) adalah tekun beribadah, berhubungan langsung kepada ALLAH, menjauhi
diri dari kemewahan dan hiasan duniawi, Zuhud (tidak suka) pada kelezatan,
harta dan pangkat yang diburu banyak orang, dan menyendiri dari makhluk di
dalam kholwat untuk beribadah (Lihat kitab Zhuhrul Islam IV-Halaman 151).
Adapun batasan tasawuf adalah
: Maka berkata Junaed : yaitu bahwa kebenaran mematikanmu dari dirimu dan
kebenaran tersebut menghidupkanmu dengan kebenaran tersebut. Dan ia berkata
juga : Adalah kamu bersama ALLAH tanpa ketergantungan. Dan dikatakan : Masuk pada
segala ciptaan yang mulya dan keluar dari segala ciptaan yang hina. Dan
dikatakan : Yaitu akhlak mulia yang tampak pada zaman yang mulia beserta kaum
yang mulia. Dan dikatakan : Bahwa kamu tidak memiliki sesuatu dan sesuatu itu
tidak memiliki kamu. Dan dikatakan : Tasawuf itu dibangun atas 3 macam :
a) Berpegang dengan kefakiran dan
menjadi fakir
b) kenyataan berkorban dan
mementingkan orang lain
c) Meninggalkan mengatur dan
memilih
Menurut Ma’ruf al-Kurhi,
tasawuf adalah berpegang pada apa yang hakiki dan menjauhi sifat tamak terhadap
apa yang ada di tangan manusia.
Peranan sebagai usaha untuk
mendekatkan diri kepada Allah dengan menekankan pentingnya akhlak atau sopan
santun baik kepada Allah maupun kepada sesama makhluk.
Ajaran tasawuf al-Junaid
dikembangkan lagi oleh shufi terkenal. Husain ibn Manshur al-Hallaj yang mati
dihukum gantung oleh ulama syari’ah tahun 309 H, karena ia mengaku dirinya
telah menyatu dengan Tuhan, sebagaimana terlihat dari ucapannya: ana Allah…ana
al-Haqq (aku adalah Allah….aku adalah yang maha benar).
Berdasarkan seluruh definisi tasawuf yang telah
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tasawuf di samping sebagai sarana
untuk memperbaiki ahlak manusia agar jiwanya menjadi suci, sekaligus sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya.
- HUBUNGAN AKHLAK DENGAN TASAWUF:
Akhlak dan Tasawuf saling
berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara
sesame manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara
manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf,
sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Yang memiliki tujuannya sama
yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari
perbuatan yang terceladan menghias diri dengan perbatab yang terpuji.
- TUJUAN MEMPELAJARI
TASAWWUF
Tujuannya adalah Ma’rifatullah
(mengenal ALLAH secara mutlak dan lebih jelas)
Tasawwuf memiliki tujuan yang
baik yaitu kebersihan diri dan taqarrub kepada Allah. Namun tasawwuf tidak
boleh melanggar apa-apa yang telah secara jelas diatur oleh Al-Quran dan
As-Sunnah, baik dalam aqidah, pemahaman atau pun tata cara yang dilakukan.
Melihat dari situ kita dapat
untuk bisa memahami betapa pentingnya mengenal Allah secara lebih dalam dan
memahaminya dengan benar. Sama juga dengan kebersihan diri dan taqarrub, tapi
kita tak boleh melanggar apapun yang telah al-qur`an berikan.
- FAEDAH DARI MEMPELAJARI
TASAWWUF
Saat kita telah memahami
tassawwuf itu kita mulai dapat membedakan mana yang baik dan tidak, Bagi
tasawwuf mendidik hati dan ma’rifah Allah Yang Maha Mengetahui, sepertimana
kata Ibn `Ajibah: Buah hasilnya ialah kelapangan (mulia) nafsu, selamat dada
dan akhlak yang mulia bersama setiap makhluk.
Faedah tasawwuf ialah
membersihkan hati agar sampai kepada ma’rifat akan terhadap Allah Ta’ala
sebagai ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan di akhirat dan mendapat
keridhaan Allah Ta’ala dan mendapatkan kebahagiaan abadi.
akhlak merupakan hiasan diri
yang membwa keuntungan bagi yang mengerjakannya. Ia akan di sukai Allah dan di
sukai umat manusia dan makhluk lainnya. Di dalamnya ternyata memberikan
mbimbingan yang optimal secara batiniah dapat mengintegrasikan jiwa manusia.
Tasawwuf yang oleh sebagian orang dianggap
mengandung unsure penyimpangan dari syari`at islam dan didaulat sebagai biang
keladi pembawa kemunduran ternyata tidak dapat dibuktikan. Ajaran tasawwuf
dapat di lacak dasar-dasarnya secara jelas dalam al-qur`an dan al-sunnah. Dan
sebagian besar ulama telah membiktikannya dengan jelas.
Sebagai ilmu ijtihad manusia, akhlak tasawwuf
sama dengan ilmu lainnya. Di sana ada kekurangan, kelemahan dan keganjilan, dan
di sana pula ada kelebihan, kekuatan dan keistimewaan. Kiranya cara yang
bijaksana yang perlu kita tempuh adalah apabila kita mengambil kelebihan,
kekuatan dan keistimewaan dari tasawwuf itu memandu hidup kita, dan meluruskan
paham-paham yang kurang proporsional.
DAFTAR PUSTAKA
ü Prof.Dr.H.Abuddin Nata, MA, 2006. Akhlak Tasawwuf . Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.
ü Departemen Agama R.I., 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. PT. Syaamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar